Minggu, 03 April 2016

Renungan Hari ini,,,

DIA ANAKKU, MALAIKATKU !

Jum'at, 1 April 2016 pukul 6:05 AM
Pagi buta. Seingatku matahari belum muncul saat malaikat itu datang. Tidak kusapa, kuhiraukan ia. Perkenalan kami dengannya setelah satu dari teman kami (sekaligus pendonor) memulai pembicaraan dengannya, dikursi depan meja pelayan UTD.     
“Siapa namanya, dek?”
        “Angel” - Ucapnya datar.
        “Kelas berapa, dek?”
        “kelas 5, kak.” – (HA! kelas 5 SD!)
        “Adek dari mana?   
  “Palu, kak.”
  “Siapa yang sakit, dek?”
        “mama”- Ucapnya singkat.
        “sakit apa mamanya?”
        “sakit ginjal kak, sudah cuci darah katanya ada tumor diginjalnya” – ucapnya polos.
        “Oh. Jadi mau dioperasi?”
        “Iya, kak” – berbicara  sambil melihat kiri-kanan.
        “Adek sudah makan? Ini ada popmie. Mau disiramkan?           
  “Tidak usah, kak” – tunduk malu-malu
        “Nanti kalau lapar, minta sama kakak ini disiramkan yah” – sambil menunjuk kearah saya.

Sayapun terus memperhatikan malaikat itu. Saya kira dia datang bersama keluarganya. Ternyata! Dia datang sendirian. SENDIRI. Perbincangan saya pun berlanjut di ruang makan UTD – akhirnya  dia mau masuk makan setelah berkali-kali dibujuk untuk masuk menyeduh popmie hasil pemberian tadi – sayapun memulai cerita sambil menunggu seduhan mienya,
        “angel sama siapa datang dari Palu?” tanyaku sambil coba mengambil fotonya tanpa izin
        “Cuma berdua sama mama”
        “HAAAA!
        “Papanya mana dek? Angel punya saudara?”
        “Papa lagi kerja, kakak lagi sekolah, tidak bisa tinggalkan karena lagi ujian akhir”
        “Jadi, angel tidak sekolah?”
        “nanti ikut ujian susulan kak”

Itu pertanyaan terkahirku. Setelah menunggu 3 menit untuk seduhan mienya, kubiarkan malaikat itu menikmati makan paginya. Ternyata, “tidak usah” untuk pemberian tadi betul karena malu (mungkin segan). Kulihat malaikat itu lahap sekali menghisap mie yang diseduhkan. Sambil menatapnya menikmati makanannya, saya merenung tentang kedatangannya pagi-pagi buta, datang sendirian, berani betul anak ini! Bagaimana kira-kira kalau ada yang menculik anak ini? Ah.. tapi untung saja ojek yang mengantar anak ini baik saja, sampai mengantarnya keUTD tanpa biaya. Anak ini dewasa menentukan pilihan, membiarkan bapaknya tetap bekerja disebuah warung makan di Palu dan kakaknya yang tidak bisa meninggalkan ujiannya dan dengan bijak berkata “Nanti saya ikut ujian susulan”. Ia memilih menemani “mama”-nya dimakassar yang sedang terbaring sakit. Pasti mamanya bangga dan sering berucap “DIA ANAKKU, MALAIKATKU!” – yah sama seperti namanya, angel.

*Setelah darahnya terpenuhi, malaikat itu disuruh untuk menandatangai berkas permintaan darah. Dia bilang tidak tahu. Akhirnya petugas menyuruhnya untuk menuliskan namanya saja, dia pun menuliskannya, e n g e l. Tapi, saya lebih suka memanggilnya, angel. *Permintaan darahnya masuk tanggal 31 Maret 2016. Dan kami mengawalnya sampai malaikat itu kami antar kembali kesamping orang tuanya. * Kebutuhan darah pada saat itu 2 bag golda O (Prc)

Semoga lekas sembuh mama-nya angel.

Terima kasih untuk teman-teman yang sudah membantu.

Awal cerita kami bersama malaikat itu diruang tunggu.